
Flash Boat – Yayasan Kanker Indonesia memaparkan data bahwa terdapat 15.000 kasus kanker serviks atau yang familiar disebut juga sebagai kanker leher rahim tiap-tiap tahunnya. Dari sekian banyak kasus tersebut delapan ribu diantaranya bernasib tragis dengan tak mampu diselamatkan ataupun bisa juga dibilang sebanyak 20 sampau 25 kasus serupa menimpa perempuan tiap harianya. Dengan pemaparan tersebut memperingatkan bahwa setiap wanita sangat berpotensi mengalami mimpi buruk tersebut.
Kanker serviks bermula bersama adanya sel-sel abnormal di sekitar permukaan serviks. Kanker serviks berkembang secara perlahan serta umumnya bakal bakal terdeteksi dengan Pap smear jauh sebelum kanker tumbuh lebih besar lagi. Saat sel-sel serviks mulai beralih dari sel normal jadi tak normal, keadaan ini dinamakan displasia. Displasia bukan kanker serviks, lantaran sel displastik tak tersebar menuju jaringan di sekitarnya seperti yang dilakukan oleh sel kanker.
Walaupun terkadang displasia dapat hilang tidak dengan diobati, tetapi kemungkinan dapat berkembang jadi kanker serviks apabila tak diobati. Bagi para perempuan yang sudah mengalami infeksi HPV alangkah baiknya untuk mendeteksi sejak awal dengan Pap Smear. Ceck up tersebut dapat mendeteksi sel prakanker serta memudahkan tim medis buat bakal mampu menanganinya sebelum berkembang jadi kanker.
Langkah tersebut sangatlah penting bagi setiap perempuan untuk melakukan Pap Smear secara rutin guna mengetahui perubahan prakanker terhadap sejumlah sel leher rahim sebelum nantinya menjadi hal buruk dengan timbulnya kanker. Mendeteksi sejak awal menjadi langkah terbaik untuk mencegah resiko terserang kanker serviks.